Retorika Kosong, Two State Solution.?
Pak, sebagai orang yang masih waras, saya tidak akan pernah mengakui Isra*l sebagai negara yang layak dijamin keselamatannya, apalagi disebut berdaulat. Sampai kapan pun, saya tidak akan seberani itu membenarkan narasi yang seolah-olah menutup mata dari penindasan terang-terangan yang mereka lakukan yang nyata terlihat di media. Maaf, Pak. Kali ini, semua pernyataan Bapak adalah blunder besar. Mengakui Isra*l sebagai negara berdaulat yang harus dijamin keselamatannya, di tengah kehancuran Gaza, adalah bentuk paling telanjang dari pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ini bukan lagi soal strategi diplomatik ini soal apakah kita masih punya hati nurani atau tidak. Bagaimana mungkin sebuah entitas yang membombardir rumah sakit, membunuh anak-anak, menghancurkan tempat ibadah, dan memblokade akses makanan serta obat-obatan, masih dianggap “layak” dilindungi? Jika itu disebut sekadar blunder, maka ini adalah blunder yang fatal yang mencoreng akal sehat dan memperm...