Tentang kita yang berusaha menjadi baik.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ohayo..Salam kenal ya. Siapapun kamu, dimanapun kamu intinya terima kasih sudah berkenan membaca ini, maaf kalau nanti kamu baca ini ternyata masih banyak kata yang tidak tepat  dengan  rangkaian kalimatnya. Aku masih belajar.  Ini catatan pertamaku hanya sudah diperbaiki beberapa kali. Jadi, maafkan yah. 

Hai, namaku restiana, dulu waktu kecil aku dipanggil ‘ece’seperti kebanyakan anak-anak suku bugis lainnya. Aku adalah anak bungsu dari 3 bersaudara umur ku  20 tahun saat menuliskan beberapa catatan dalam blog ini, semoga bermanfaat untuk sesama. 

Ngomong-ngomong, kamu kenal aku darimana? Dari Instagram? Whatsapp? Atau grup? Atau memang kita sudah kenal lama ya? Hehehe yasudah, sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan salam kenal yah. Semoga, kita bisa berteman akrab kalau kamu ingin berteman dan memberikan tanggapan mu mengenai tulisan di blog ini kamu bisa DM aku di @restianahatim. Selamat membaca. 


Tentang kita, yang berusaha menjadi baik


Dalam jiwa ini, Allah titipkan kekuatan untuk menjalani kehidupan. Kita tidak bisa memilih kemana kita akan pergi semua itu Allah yang tentukan, dan kita tidak bisa menuntut sesuatu yang tidak mampu kita terima. Allah sebaik-baiknya perencana, kita hanya menunggu kemana kita akan dibawa? Setiap manusia sudah dengan takdir nya masing-masing dan kita tidak bisa memaksa orang lain harus sama dengan pilihan kita, selain kita punya tujuan sendiri kita juga punya keinginan pribadi. Perjalanan yang sedang kita jalani ini adalah nasib kita dimasa depan, dan kali ini kita akan berjuang, belajar dan berdoa. Pegang takdir mu sendiri, tidak perlu mengusik milik orang lain, kita semua punya tujuan masing-masing. Pijaki bumi tanpa harus berbisik, dan berproses tanpa harus berisik.  Pada dasarnya, kita hanya belajar menerima, mengambil hikmah, dan memilih untuk sadar dan sabar rumit memang kalau semuanya dipaksa kuat. Tapi, tidak ada lagi ada opsi lain selain  berusaha tenang dan memahami konsekuensi yang perlu diterima. Aku, dan kamu. Sekarang sedang berjuang dan memperjuangkan banyak hal dan yang pasti itu berbeda, kamu dengan fasemu, akupun dengan faseku kamu dengan ujianmu dan aku dengan ujianku. 
Posisi dimana kita bodoamat dengan sesuatu itu bukan karna tidak ada energi untuk membalas/membahas, tapi karna memang tidak penting. (Bodoamat) bukan berarti tidak peduli dengan situasi, cuma yahh, kita hanya menghargai waktu untuk kembali menguji kita dengan hal-hal sepele. Walaupun sadar mental keripik bisa apa?
Iman sekecil biji selasih bisa apa? Aku, dan kamu.

Ngomongin soal dunia tugas kita hidup didunia tidaklah lain melainkan untuk beribadah sebagaimana firman Allah dalam Qs.Adz-dzariaat ayat 56 

ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ۡتُ الۡجِÙ†َّ ÙˆَالۡاِÙ†ۡسَ اِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعۡبُدُÙˆۡÙ†ِ

Artinya : “Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku”


Munafik rasanya, ketika kita tahu siapa tuhan kita, lantas tidak bertaqwa, ketika kita tahu tujuan hidup kita untuk ibadah lantas berkhianat. Kira-kira kita ini masih dianggap hamba ga yah? Padahal, justru kita yang paling dimuliakan. (Manusia)

Kamu tidak tahu catatan di blog ini membahas tentang apa? Sekarang, yang perlu kamu tahu adalah aku sedang membahas  tentang ‘kita’aku dan kamu. 

Kamu perlu tahu bahwa aku hanyalah pendosa yang berusaha taat maka itu aku ingin (kamu) tidak sama sepertiku, kamu harus jadi orang baik, kamu harus jadi orang yang taat, patuh dan tidak melakukan sesuatu yang lantas merugikan dirimu sendiri. Aku tidak mau kamu betah dijalan yang Allah tidak suka sebagaimana aku dulu sebelum aku hijrah dan akhirnya kembali kepadanya. 

Mungkin, sebagian dari kalian tahu kalau aku biasanya suka berbagai beberapa catatan dakwah atau share-share nasihat tentang apapun di status whatsapp, maupun Instagram dan jujur awalnya aku berat melakukannya terkadang aku pikir Ya Allah, aku ini pendosa pantaskah seperti ini?

Tapi perlu kamu tau apapun yang aku bagi di media sosial tidaklah lain melainkan pengingat bagi diriku sendiri hanya saja terkesan seperti menyinggung banyak pihak dan mungkin mengundang kebencian. Kamu harus tau, bahwa nasihat yang kamu dapatkan entah darimana sumbernya itu tanda Allah cinta, tanda Allah sayang, tanda Allah peduli lewat perantara manusia, ga ada memang nasihat yang menyenangkan  itu tergantung bagaimana kita menerima nasihat itu sendiri? Tidak ada memang manusia yang ‘Terima’ ketika dikritik atau seketika tersinggung dengan ketikan orang lain itu juga tergantung bagaimana bentuk penerimaan kita terhadap sesuatu. Buatmu, tetap baik-baik di jalan yang sudah Allah tetapkan untukmu dan untuk kita semua. 

Aku ini bukan orang baik aku ini ga bukan orang alim masa iya aku ngajak kalian ke yang ga bener juga emang mau? Kan ga mungkin. Makanya, kuncinya berbagi apapun yang kita ketahui walaupun sedikit.  Aku ga tau dimana letak keberkahan itu. Entah pada saat aku sendiri, atau sedang berbagi seperti ini aku ga tau. Jadi seenggaknya semoga ini menjadi reminder juga untuk kita semua bahwa jalan dakwah itu memang tidaklah mudah kadang aku down dengan diriku sendiri, apa harus aku berhentih saja seperti ini? 

Terlalu sibuk mengusik orang lain dengan mengeluarkan banyak dalil, ini dan itu. Padahal sebenarnya? Diri sendiri lah yang paling butuh di dalilkan, hanya saja terkadang manusia lupa untuk mendakwai dirinya sendiri.

Aku masih ingat untuk tidak menggantikan tugas tuhan Kita manusia hanya menerima perintah bukan mengurusi perintah. Itu bukan tugas kita. Tugas kita menyampaikan kebenaran selebihnya itu sudah menjadi tugas yang maha pencipta dan bukan lagi ranah kita, dan aku? Hanya terlibat dalam menyampaikan dan jangan lupa Selalu mengosongkan gelas. 

Aku juga tahu setiap manusia punya tujuan hidupnya masing-masing, mau kemana dan harus apa. Itu terserah mereka. Toh  bukan kita juga kan yang ngasih makan? Terus kenapa kita harus ngurusin hidup orang lain? Hilang arah itu pilihannya yang penting kebenaran sudah kita sampaikan urusan mau diterima lewat telinga sebelah mana itu bukan lagi ranah kita. Apakah menyampaikan kebenaran termasuk bagian dari mengurusi hidup orang lain? Entahlah, itu tergantung penerimaan di tiap-tiap jiwa. Kita hanya menjalani tugas sebagaimana manusia. 

Yang perlu kamu tahu adalah, aku dan kamu sama-sama berproses dalam kebaikan, sama-sama ingin menjadi lebih baik. Aku minta, kamu jangan pernah merasa tertinggal dengan proses mu jangan hanya karena orang lain mengetahui sifat aslimu sehingga mendominasi untuk kamu tidak kembali berproses dan berusaha mengubah hidupmu. Aku mau kamu kembali ke jalan yang sudah Allah siapkan.  Seseorang apabila ia sudah hijrah itu belum sepenuhnya total dalam beribadah adakalanya dimana kita diuji dengan diri kita sendiri makanya, istiqomah itu berat karena kita tidak pernah lepas dari ujian dan rintangan dalam kehidupan. 

Oknum-oknum baru hijrah yang masih perlu banyak belajar. Kukatakan lagi, aku bukanlah orang baik tapi Allah yang maha baik yang sudah menutup aib ku rapat-rapat dan mungkin juga aibmu. Jangan berkekspetasi terlalu tinggi denganku kalau Allah buka aib ku, mungkin kalian ataupun kamu akan menjauh dariku dan begitupun sebaliknya. Aku tidak bisa bertanggungjawab dengan diriku sendiri, bagaimana mau menanggung jawabkan sesuatu yang dititipkan kepadaku?. 

Aku tidak mengakui diriku suci dan terlepas dari dosa sehingga dengan beraninya aku menyampaikan sesuatu yang mungkin belum bisa aku lakukan? Tapi setidaknya, aku tidak membuat orang lain terjebak dengan dirinya sendiri sebagaimana akupun seperti itu. Untukmu, kuat-kuat dan semoga selalu Allah istiqomah kan dalam hal kebaikan, barakallahu fiik. Mungkin ini saja yang sekiranya bisa aku tulis, lain kali aku akan kembali kesini untuk menulis catatan baru. Sekian, terima kasih sudah berkenan membaca. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polemik Rasa

Menjadi Dewasa