Tentang Bapak
Bapak saya dulu Nelayan, karena sebuah keharusan demi bertahan hidup beliau terpaksa belajar skill baru sebagai tukang bangunan, pekerjaan yang ditekuni hingga hari ini. Sudah hampir 1 minggu terakhir beliau merantau ke kampung sebelah untuk bangun Sekolah bersama timnya. Beliau bukan kepala tukang, tapi selalu dipanggil kalau ada project bikin sekolah, kos-kosan, puskesmas di daerah T3 (1 kali) dan rumah hunian di kampung (ini paling banyak) Rumah kami pun beliau yang bangun sendiri, kadang dibantu adik, kadang juga om.
Belajar dari pengalaman Bapak, beliau selalu menyampaikan “Kalau sukses, jangan sukses sendirian nak, bawa juga oranglain”Wallahi, kata-kata ini keluar begitu tulus terucap sampai saya selalu ingat dan menjadikanhya sebagai prinsip hidup.
Banyak hal yang saya pelajari dari bapak, termasuk soal kejujuran. Jujur adalah prinsip hidup yang paten harus dikantongi terus kalau kemana-mana.
Bapak berhasil mendidik kami dengan kesederhanaannya. Dulu pernah di ajarkan makan daun ubi rebus, sebagai menu makanan. Rasanya mantap sekali, karena makan daun ubi, hari ini saya menjadi biasa saja menghadapi kesulitan. Karena bapak seperti karyawan pom bensin, selalu mengajarkan kami untuk memulai semuanya dari *0*.
Bapak, selalu berangkat pagi sekali kalau pergi bekerja. Prinsipnya lebih baik menunggu dari pada ditunggu, prinsip ini belum mampu ku tekuni, karena masih sering lalai soal waktu.ππΌπ₯Ή
Ku pikir, aku punya 2 DNA, DNA Pertama, nenek moyangku seorang pelaut, DNA Kedua, DNA Tukang bangunan karena sering menemani dan melihat langsung bapak bekerja, hari ini akhirnya saya jadi belajar.
Pertama tidak ada satupun dari kita yang bisa sukses sendirian, semua bisa, karena kita punya suport system yang memungkinkan kita supaya bisa sukses dan definisi sukses ini bisa beragam tergantung kita bagaimana memaknai.
Kedua, Kalau mau sukses jangan cuma melihat diri sendiri, lihat juga oranglain.
Ketiga, Seperti sebuah bangunan, membuat pondasi yang kuat adalah pekerjaan bersama. Membentuk bangunan, dimulai dari hal paling dasar, paling bawah, pondasi itu seperti keyakinan menurutku.
*Bekerja Sama* adalah kunci untuk membangun sebuah gedung yang utuh, tidak semua orang harus sama-sama bangun jendela sampai selesai, semua punya tugas dan fungsinya masing-masing. Seperti membuat kusen, tidak boleh diserahkan kepada tukang ac atau sebaliknya, atau buat pola sirkulasi udara kepada tukang pipa air.
Serahkan semua pada ahlinya, bapak juga mengajarkan begitu. Karena daun jendela dan pintu rumah kami di percayakan pada tukang kayu yang memang ahli dalam pengukuran dll.
Keempat, kalau mau berhasil jangan hanya punya 1 keahlian, pelajari keahlian yang lain yang bisa membantu kita untuk terus berkembang.
Karena era kita saat ini, beda dengan orangtua kita. Kita saat ini dimudahkan banyak hal dengan akses informasi melalui buku dan akses internet.
Mari menggunakan potensi yang Tuhan beri dengan bijaksana.
#semogamembantu
Komentar
Posting Komentar